Blog One
Asap Riau
  • MR Zufama
Posted by : Unknown Sabtu, 02 November 2013



Aku hidup bukan untuk menunggu cintamu.
Sulitku terima semua keputusan itu.
Yang kini hilang tersapu angin senja.
Masih sulit pula untuk ku lupakan.
Suram dan seram jika ku ingat kembali.
Mungkin harus ku biarkan semua kenangan itu,
agar abadi oleh sang waktu.
Love Is War, Cinta adalah Perang, Gampang dimulai dan Sulit diakhiri.

Cerita ini bermula dari sebuah pertemuan yang menyenangkan disekolah. Kebiasaan-kebiasaan ramah, saling bertatap wajah. Bercanda gurau habiskan masa-masa sekolah (dari tk, sd, smp, sampe smk) penuh suka, penuh gembira. Hingga akhirnya tercipta sebuah rasa yang dinamakan Persahabatan.
********

Tak terasa masa-masa sekolah akan berakhir didepan mata sesaat lagi. Masa muda yang penuh cita siap menantang dunia berupaya mengubah jalan cerita di hidupnya. Kemudian ada sayang yang merangkul rasa menemani ceria yang sebentar lagi akan berbalut luka. Karna akan berpisah selamanya.

Begini ceritanya, Cerita ini adalah sisi belakang dari Cerpen Persembahan Terakhir.

Lyana dan Vandy, sejak masih bersekolah dulu sampai Vandy menutup mata selalu bersama. Alasan apapun tak pernah membuat mereka berpisah. Tak pula mereka hanya sahabat saja, melainkan sejoli yang tangguh dan kokoh dalam setiap janjinya.

Meski Lyana tak bisa bersama-sama lagi dengan Vandy. Hal itu tak membuatnya goyah ataupun menyerah mencintai dan menyayangi sahabatnya itu. Hanya saja, Lyana tak kuasa menahan airmatanya manakala Vandy telah pergi dari dunia ini dan tak akan pernah kembali.

Tepian danau, yang menjadi sebuah Persembahan terakhir untuk Lyana dari Vandy akan jadi saksi janji persahabatan mereka yang setia. Tempat favorit yang sering mereka kunjungi untuk mengusir segala penat dulunya, dan saling bercerita satu sama lain, belajar bersama, menikmati indahnya langit dikala senja, dan sebuah tempat yang penuh akan kenagan manis mereka.

Itu semua akan jadi kenangan yang kemudian akan segera pudar sebagaimana tinta hitam yang melekat pada kertas putih kemudian terkena air lalu memudar dan akhirnya menghilang.
********

Ada pula rasa sayang yang coba memaksa, datang menghantui Lyana, memburamkan pandangannya agar Vandy menghilang dari hatinya. Lantas rasa sayang itu tak kuat merasuk ke hatinya hingga hilang dan berlalu begitu saja. Vandy lah pemilik hati Lyana seutuhnya. Hingga tak ada celah yang tersisa.

Tak sedikit air mata Lyana yang tertumpah untuk Vandy, manakala melihat tempat yang sering mereka lalui berdua hanya akan jadi kenangan semata.

Tak banyak yang bisa dilakukan Lyana untuk Vandy yang waktunya tiada yang tahu, karena dokter mengatakan Vandy tak akan bertahan lama jikalau belum mendapatkan donor darah dalam waktu satu jam.

“Hey bingaL kenapa menangis?.”

“Aku hanya bahagia pernah berdampingan denganmu. Airmata ini sepertinya tulus keluar dari mataku,” Vandy hanya tersenyum agar Lyana tak mengkhawatirkan perasaannya.

“Meski itu bohong tapi aku bahagia mendengar ucapanmu,” tepisnya ragu perasaan Lyana.

Lyana hanya tersenyum. Kemudian bergerak, mendekat ke Vandy yang berbaring lemah kehabisan darah dikala itu.

“Hanya ada satu jam waktuku bersamamu, lalu apa yang kamu inginkan dariku? Apa aku harus melompat dari gedung tertinggi itu,” ujar Lyana menunjuk kearah luar kamar rumah sakit, “Atau kamu mau aku menunggumu kembali?.

Airmata tulus mulai meleleh dari mata Vandy. “Sudah saatnya rasamu diperbarui!!! Hari ini kurasa sayangmu selama ini padaku sudah sampai dibatas akhir.”

“Kalaupun kudapatkan kesempatan itu. Aku hanya ingin memperbarui cintaku dengan orang yang sama bukan dengan yang baru.”

“Bagaimana jika orang yang sama itu tiba-tiba menghilang?” Dengan nada suara pelan dan terbata-bata.

“Aku rasa hidupku akan hancur tanpamu!!!, aku akan tetap menyayangimu dan selalu menjadi sahabat terindah dalam hidupku sampai kapanpun. Seperti ini, iya benar-benar seperti ini.”

Vandy menangis tanpa suara, dan seketika mata Vandy mulai tertutup.

“TIDAAKKK, JANGAN TUTUP MATAMU BINGAL???”

Vandy kini menutup matanya dan telah pergi meninggalkan sahabat tersayangnya tanpa mengucapkan selamat tinggal.

Berharap suatu saat nanti Tuhan mempertemukan mereka, dan Tuhan izinkan bersama. Jika Tuhan tidak mentakdirkan mereka bersama lagi biarlah perasaan itu menjadi sebuah kenangan terindah masa-masa kita yang tak akan terlupakan bagiku hingga akhir nanti.

SELESAI

Leave a Reply

Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel ini jika memang bermanfaat bagi anda atau teman-teman anda,namun jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya.

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

HOME
Diberdayakan oleh Blogger.
Terima Kasih

Label

  • 125x125 Ads1

    ©2008 - 2013 ZrdErdi.RIAU - Design by Tazwa Q Ferdian - Original by Djogzs

    close